Rss

Minggu, 07 Oktober 2012

Merakit Persaudaraan dan Solidaritas

Merakit Persaudaraan dan Solidaritas
Urgensi Persaudaraan Dan Solidaritas
Pepatah mengatakan bahwa “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan seluruh aset dan potensi Umat Islam melainkan dengan menerjemahkan arti persaudaraan dan solidaritas secara benar, lalu diwujudkan dalam interaksi sosial dan prilaku kehidupan, Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam telah memberi gambaran kepada kita secara jelas tentang potret persaudaraan . Beliau bersabda:
“Orang mukmin bagi orang mukmin lainnya seperti bangunan, satu sama lain saling menguatkan”. Dan Rasulullah SAW menjalike jari-jarinya. (Muttafaq alaih).
Dan beliau Salallahu alaihi wasallam juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling cinta, saling belas kasihnya dan saling perhatiannya laksanan badan jika salah satu anggota ada yang sakit, maka yang lainnya merasa mengeluh dan panas”.(Muttafaqun alaih).
Landasan dan dasar persaudaraan dan solidaritas
Menurut Islam, bangunan persaudaraan dan solidaritas hanya bisa ditegakkan di atas aqidah dan manhaj yang sahih, karena persaudaraan tanpa adanya landasan -yang jelas dan kokoh yang mampu menyatukan berbagai kepentingan, ambisi dan keinginan- merupakan suatu hal yang mustahil. Maka memperjelas landasan dan manhaj persaudaraan itu lebih penting daripada persaudaraan itu sendiri, kecuali yang dikehendaki dari persaudaraan tersebut hanya berbaris dan bersatu secara jasad yang hampa dari nilai ketaqwaan, keimanan dan moralitas agama. Oleh sebab itu para rasul khususnya nabi Muhammad diperintahkan terlebih dahulu untuk menegakkan agama dan jangan berpecah-belah dalam menerima kebenarannya sebagaimana dalam firmanNya, yang artinya: “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (Asy-Syura: 13).
Jadi persaudaraan yang kita inginkan adalah persaudaraan yang mampu menjamin kesamaan ideologi, pemikiran, misi, visi, prinsip dan pandangan hidup tanpa harus menghilangkan kemerdekaan beraspirasi, berkreasi dan berkomunikasi, asalkan masih dalam koridor yang dibolehkan Aqidah Islam.
Dengan melandaskan persaudaraan dan solidaritas di atas aqidah, kita bisa dengan mudah menghancurkan dan meluluhkan segala bentuk kebatilan . Apabila bentuk persaudaraan tidak seperti di atas, maka Umat Islam hanya menjadi bulan-bulanan umat lain dan menjadi obyek dari berbagai kepentingan belaka. Dalam hal ini Rasulallah Salallahu alaihi wasallam telah memberi peringatan cukup jelas tentang kondisi Umat Islam, bila dalam hidupnya keluar dari Aqidah Islam dan lebih memilih keduniaan (artinya): “Hampir-hampir umat lain bersekongkol mengeroyok kalian seperti orang-orang makan mengeroyok makanan dari nampan. Seorang bertanya: Apakah kita di saat itu sedikit Wahai Rasulallah? Beliau menjawab: Bahkan kalian banyak tetapi kalian seperti buih banjir. Dan Allah mengambil dari hati-hati musuhmu rasa takut terhadap kalian, lalu Allah memasukkan di hatimu (penyakit) wahan. Kami (para sahabat) bertanya: Wahai Rasulallah apa itu wahan?. Beliau menjawab: Cinta dunia dan benci mati. (HR Ahmad dan Abu Daud)
Penyebab Perpecahan dan Pertikaian Umat Islam
Perpecahan bukanlah semata-mata takdir dan ketentuan sunatullah akan tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor manusiawi.
Adapun foktor-faktor yang dominan menjadi pemicu perpecahan di kalangan Umat Islam antara lain:
* Bercampurnya ajaran kesyirikan dan kebid’ahan dengan ajaran Islam sehingga sebagian Umat Islam sudah tidak mampu membedakan antara ajaran yang murni dengan ajaran yang batil.
* Bodohnya sebagian Umat Islam terhadap ajaran Islam yang murni dan sangat lemah untuk mempelajari ajaran islam secara benar.
* Fanatis dan taklid buta terhadap kelompok, tokoh atau figur.
* Lebih senang mengedepankan keinginan hawa nafsu dengan mengorbankan nilai-nilai keimanan.
* Mendahulukan akal dan logika belaka daripada nash-nash Al-Qur’an dan hadits.
Kiat-kiat untuk merealisasikan persaudaraan dan solidaritas
* Pemurnian tauhid dan luruskan aqidah serta bersihkan kesyirikan, bid’ah, takhayul dan khurafat, karena tidak mungkin kita menyatukan umat dalam satu barisan sementara masih ada perbedaan yang fondamental dalam masalah aqidah
Firman Allah SWT, artinya: Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Ar-Rum: 31-32).
* Persaudaraan dan solidaritas yang selalu mengedepankan ilmu dan cinta ulama, sebab ilmu adalah kunci perekat nilai persaudaraan, semakin tinggi kesadaran ilmu agama seseorang semaikin tinggi ilmu ruhiyah persaudaraan yang ia perjuangkan.
Sabda Rasulallah:
Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan pada dirinya, maka ia difahamkan dalam urusan agama . (Mutafaq ‘Alaih)
* Mampu menundukkan nafsu dan keinginannya di bawah apa yang dibawa oleh Rasulallah.
Sabda Rasulallah:
Tidaklah beriman diantara kalian sehingga ia memperturutkan hawa-nafsunya dengan apa yang aku bawa dan tidak melenceng darinya.
* Menanggalkan segala bentuk fanatis terhadap figur, kelompok dan golongan tertentu dan hanya fanatis terhadap Aqidah Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
* Memerangi segala bentuk taklid yang membabi-buta yang mengalahkan obyektifitas dalam memerima dali-dalil kebenaran.
Dan janganlah mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al-Isra’: 36).
Hak dan kewajiban dalam hidup bersaudara
* Saling mengasihi dan menyayangi antara sesama saudara mukmin berdasarkan sabda Rasulallah salallahu alaihi wasallam
“Tidaklah beriman diantara kalian sehingga saudaranya lebih dicintai dari pada dirinya sendiri.”
* Saling memberi pertolongan dan bantuan dalam segala keperluan dan kebutuhan
Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan dari saudara mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesulitan darinya di hari Kiamat, dan barangsiapa yang memudahkan orang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
* Saling mengujungi dan menziarahi, karena hal tersebut akan menumbuhkan persaudaraan dan mendatangkan rahmat dari Allah serta akan diluarkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya.
Barang siapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilaturrahmi.
* Saling menjaga nama baik, kehormatan dan harga diri berdasarkan sabda Rasulallah Salallahu alaliwasalllam:
“Ketahuilah sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian menjadi haram terhadap kalian seperti haramnya bulan kalian ini dan negeri kalian ini. (HR. Ahmad).
* Saling mendoakan dan memohonkan ampun kepada Allah, sebagaimana firman Allah, artinya: “Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:”Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10). (Zaenal Abidin/alsofwah).
Kitab rujukan :
* Al-Ukhuwwah, syuruthuha wa dhawabituha, Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah.
* Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, Shalih bin Fauzan Al-Fauzan.
* Al-Wala’ wal Bara’, Syaikah Abdullah Al-Jibrin.
* Ath-Thaifah Al-Manshurah, Muhammad bin Ibrahim Syaghrah.
* Manhaj Ath-Thaifah Al-Manshurah, Muhammad bin Jamil Zainu.

Pelajaran Dari Steve Jobs, Pendiri Apple Inc..


Pelajaran Dari Steve Jobs, Pendiri Apple Inc..
Oleh: Abdullah Shaleh Hadrami.
Ketika mendengar berita kematian Steve Jobs (06/10/11) saya cukup kaget dan tercengang karena ia meninggal dunia ketika berada di puncak ‘dunia’ dalam usia yang belum terlalu tua, sekitar 56 tahun.
Kenapa harus kaget dan tercengang? Apa hubungannya dengan saya?
Penyebabnya adalah karena cukup lama saya ikut merasakan sentuhannya melalui produknya iPhone Apple.
Beberapa tahun yang lalu, saya mendapat hadiah dari seorang sahabat [tidak mau disebut namanya, jazahullah khoir] sebuah iPhone Apple, yang mana pada saat itu di Indonesia masih belum dipasarkan sehingga saya mengawalinya, alhamdulillah.
Dengan adanya iPhone Apple tersebut saya mendapat banyak kemudahan dalam aktifitas belajar mengajar karena fasilitas yang tersedia di dalamnya cukup banyak dan canggih.
Sebelumnya, kemana-mana saya selalu membawa kitab-kitab yang cukup tebal sebagai rujukan dan bahan untuk mengajar, tapi semenjak hadirnya iPhone Apple tidak lagi, karena semuanya telah tersimpan didalamnya dengan memuaskan, mudah diakses dan hanya dalam genggaman tangan, subhanallah!
Bagi siapa saja yang mengenal iPhone Apple pasti mengakui kehebatan dan kecanggihannya. Siapapun orangnya dan apapun profesinya pasti memujinya karena manfaatnya.
Apalagi, beberapa bulan yang lalu, saya mendapat hadiah lagi dari sahabat tersebut [jazahullah khoir] iPhone 4 Apple yang tentu kecanggihannya melebihi yang sebelumnya, alhamdulillah.
Bagi saya sendiri, manfaat iPhone tersebut sangat banyak, diantaranya;
1. Menyimpan kitab-kitab dalam bentuk PDF yang cukup banyak dan lengkap sehingga amat sangat membantu untuk rujukan dan bahan mengajar.
2. Membaca Al-Qur’an dan mendengarkan murottal serta ceramah-ceramah.
3. Fasilitas pencarian atau searching data yang tersimpan sangat memadai.
4. Fasilitas ‘Notes’ yang cukup penting dan sangat membantu sebagai pengganti alat tulis.
5. Menyimpan banyak data yang dengan mudah dibawa kemana-mana. Dan manfaat-manfaat lain seperti untuk telpon, internet, berbagai macam aplikasi bermanfaat, dll..
Bahkan tulisan inipun, saya menulisnya di ‘Notes’ iPhone 4 Apple ketika di kendaraan perjalanan Malang-Surabaya untuk khotbah Jum’at di masjid Al-Irsyad Surabaya (07/10/11). Tema khotbah Jum’atnya adalah ‘Keajaiban Berdzikir Kepada Allah’, tanpa membawa selembar kertaspun karena semua bahan dan materi telah tersimpan di iPhone 4 Apple. Ketika khotbah cukup menyentuh layarnya saja, tanpa perlu membawa kitab-kitab besar atau membolak-balik kertas.
Ini sekelumit manfaat yg saya rasakan dari sentuhan Steve Jobs berupa iPhone. Bagaimana pula dengan orang lain yang jumlahnya milyaran dan produk-produknya yang lain?!
Betapa besar jasa-jasamu wahai Steve Jobs..
Berapa banyak yang telah merasakan sentuhanmu..
Karya-karyamu memenuhi dunia..
Manfaatmu dirasakan oleh semuanya..
Duhai, Steve Jobs.. Andaikan engkau beriman kepada Allah Ta’ala dan RasulNya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.. Duhai, alangkah bahagianya dirimu di alam sana..
Sungguh sayang seribu sayang, semuanya adalah sia-sia untukmu disana, fatamorgana, dan hanya penyesalan karena tidak beriman.. Kejayaan yang semu di dunia yang fana..
Sungguh ini adalah pelajaran kehidupan yang penuh hikmah.
Kematian adalah kepastian dan manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, demikian sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, juga bahwasanya amalan orang-orang kafir sebanyak dan sebesar apapun adalah sia-sia di akhirat nanti, fatamorgana dan hanya menjadi penyesalan, karena syarat dikabulkannya sebuah amalan adalah; mentauhidkan Allah Ta’ala dan mengikuti Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, yang keduanya tidak dimiliki oleh orang kafir.
Kita harus menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia dengan mentauhidkan Allah Ta’ala dan mengikuti Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, agar supaya kita mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia sampai di akhirat nanti, amiin.
Sekedar informasi, ternyata ayah Steve Jobs adalah seorang Arab muslim dari Syria bernama Abdul Fattah Jandali yang saat itu adalah mahasiswa di Amerika.
Semoga sahabatku yang telah memberiku hadiah iPhone selalu dalam lindungan Allah Ta’ala, mendapat rizki yang halal dan barokah, kehidupannya bahagia, dan semoga kita dipertemukan oleh Allah di dunia ini sampai di JannahNya nanti, amiin ya Mujibas sa’ilin..

Oleh-oleh dari Tanah Suci Sya’ban 1433


Diantara Faedah dari Masjid Nabawi kota Al Madinah An Nabawiyyah..
Senin 25 Juni 2012 ba’da Ashar kajian kitab ‘Ar Risalah Ad Tadmuriyyah’ di Masjid Nabawi oleh: Syaikh Dr. Abdullah Al Ghunaiman hafidhahullah.
Setelah selesai kajian saya bertanya kepada Beliau tentang dakwah Sunnah di Indonesia yang para da’inya sering menerapkan cara memecah belah jama’ah dalam berdakwah, bagaimana menyikapi mereka?
Beliau: Jangan hiraukan mereka dan teruslah berdakwah!
Saya: Mereka mengganggu kita wahai Syaikh?!
Beliau: Bersabarlah atas mereka!
Saya: Apakah perlu kita membantah mereka?
Beliau: Tidak perlu, teruslah berdakwah!
Saya: Jazakumulloh khoir ya Syaikh wa barokalloh fiikum.
Akhukum Fillaah Abdullah Hadrami Al Madinah An Nabawiyyah KSA
[Faedah Baru] Diantara Faedah dari Masjid Nabawi kota Al Madinah An Nabawiyyah..
Rabu 27 Juni 2012 kami bertemu Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidhahullah di Masjid Nabawi ketika shalat Shubuh.
Pada saat iqamah shalat dikumandangkan dan para makmum merapikan shaff, tiba-tiba Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidhahullah berada di samping kami dan kami shalat Shubuh berdampingan dengan Beliau.
Selesai shalat Shubuh kami berbincang-bincang dengan Beliau di masjid sampai hampir dua jam, dan kami tutup dengan shalat Syuruq.
Banyak faedah yang kami dapatkan, diantaranya enam wasiat Beliau untuk kami:
1. Bertaqwa kepada Allah.
2. Terus menerus mencari ilmu tanpa putus.
3. Mengamalkan ilmu.
4. Ikhlas karena Allah dalam segala hal.
5. Mengedepankan akhlakul karimah dalam bermuamalah dengan siapapun.
6. Selalu bersabar.
Setiap poin Beliau jelaskan panjang lebar sesuai dengan realita yang sedang terjadi.
Semoga faedah ini bermanfaat dan Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidhahullah diberi oleh Allah sehat wal afiyat dan istiqomah, amien.
Akhukum Fillaah Abdullah Hadrami Al Madinah An Nabawiyyah KSA
@AbdullahHadrami
Mutiara Nasehat dari Tanah Suci..
Wahai Saudaraku, aku mencintaimu karena Allah..
Diantara bentuk cintaku, aku hadiahkan untukmu nasehat ini;
Sikapilah hidup ini apa adanya, jangan terlalu larut dalam kesedihan jika menemui kesulitan dan kegagalan, dan jangan terlalu larut dalam kesenangan jika mendapat kesuksesan.
Ingat selalu, dunia ini tidak lebih dari sebuah sandiwara yang segera berakhir! Tidak ada yang kekal di dunia ini!
Utamakan akhiratmu, hanya jangan lupakan duniamu!
Dunia bukan untuk dunia, tapi dunia untuk akhirat.
Semangatlah dalam kebaikan dan jadilah manusia terbaik yang selalu memberikan manfaat untuk orang lain.
Ingat!!! Fasilitas umur yang diberikan Allah kepadamu sangat terbatas, maka janganlah engkau sia-siakan.
Bangkitlah saudaraku! Karena ummat menanti perananmu.
Jangan pernah meremehkan kebaikan walau sekecil apapun, dan jangan pernah menunda untuk berbuat kebaikan.
Perbanyaklah berdoa kepada Allah Robbmu dalam semua kesempatan terutama di akhir malam. Memohonlah kepadaNya, menunduklah di hadapanNya, bermunajatlah dengan mencurahkan semua pengaduan dan doa-doa kebaikan.
Sungguh hidup ini indah jika kita mampu menyikapinya dengan benar dan baik.
Selamat Berjuang Saudaraku, Semoga Kesuksesan Selalu Bersamamu..
Ahad 1 Juli 2012
Akhukum Fillaah Abdullah Hadrami Makkah Al Mukarramah
@AbdullahHadrami
Allah Mencintai dan Mengasihimu..
Ketika hamba mengeluh:
Wahai Robb, duhai betapa banyak dosa hamba..
Engkau menjawab:
“..janganlah berputus asa dari rahmat Allah.”
[QS 39 Az Zumar: 53]
Ketika hamba mengadu:
Oh Ilahi, hamba tidak punya siapa siapa..
Engkau menjawab:
“..dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
[QS 50 Qoof: 16]
Ketika hamba memohon:
Ya Allah, berilah hamba harapan..
Engkau Menjawab:
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
[QS 65 Ath Thalaq: 7]
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
[QS 94 Al Insyirah: 5-6]
Hamba bahagia mempunyai Tuhan Engkau, dan hamba bersyukur kepadaMu atas semua kebaikanMu kepada hamba, Alhamdulillah..
Abdullah Hadrami Al Madinah An Nabawiyyah KSA
Rabu, 14 Sya’ban 1433/ 4 Juli 2012
@AbdullahHadrami
Wajar atau Berlebihan?.., Jika seorang guru berharap agar diantara muridnya kelak ada yang menjadi menteri atau presiden supaya bisa memberi manfaat lebih banyak bagi ummat, dan membuat perubahan menjadi lebih baik..
Abdullah Hadrami, Ahad Maghrib antara Adzan dan Iqomah, 8 Juli 2012/ 18 Sya’ban 1433 Masjidil Haram Mekkah Al Mukarramah KSA.
Alhamdulillah, selama di Madinah dimudahkan menghadiri kajian para ulama di Masjid Nabawi, diantaranya;
- Fadlilatusy Syaikh Prof. Dr. Abdullah Al Ghunaiman hafidhahullah kajian kitab ‘Ar Risalah Ad Tadmuriyyah’ karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
- Fadlilatusy Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar Ruhaili hafidhahullah,  kajian syarah hadits.
- Fadlilatusy Syaikh Abu Bakar Al Jaza’iri hafidhahullah, kajian tafsir.
- Fadlilatusy Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al Badr hafidhahullah, kajian kitab ‘Tafsir Aayaat Min Al Qur’an Al Karim’ karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Setelah kajian saya temui Beliau (Fadlilatusy Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al Badr hafidhahullah) ditengah kerumunan para thullabul ilmi, dan Beliau langsung menyambut; ‘Abdulloh, keef haluk?’. Kamipun berangkulan. Alhamdulillah kami diberi hadiah kitab yang diajarkan tersebut.
Selama di Mekkah dimudahkan menghadiri ‘Ad Dauroh Ash Shoifiyyah Al Mukatstsafah’ di Masjidil Haram oleh Ma’ali Asy Syaikh Abdul Karim bin Abdullah Al Khudloir hafidhahullah, anggota Al Lajnah Ad Da’imah Lilbuhuts Al ‘Ilmiyyah Wal Ifta’, mengkaji kitab ‘Taqrib Al Asanid Wa Tartib Al Masanid’ karya Al Hafidh Zainuddin Abdur Rahim Al ‘Iroqi rahimahullah. Alhamdulillah kami diberi hadiah kitab yang diajarkan tersebut.
Terima kasih ya Allah, Alloohumma lakalhamdu wasysyukru, Alhamdulillaahi Robbil ‘alamin, Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmush shoolihaat..
Semoga semua ini bermanfaat untuk semuanya di dunia sampai akhirat, amien..
Insya Allah Selasa 10 Juli 2012 Jeddah- Jakarta. Menginap semalam di Jakarta.
Rabu 11 Juli 2012 sudah di kota kesayangan, Kota Malang.
Ahad 15 Juli 2012 Pengajian Umum ‘Fiqih Ramadhan’ di masjid An Nur Jagalan Cairo Malang.
Ramadhan Full kajian kitab ’101 Adab Penuntut Ilmu’ setiap ba’da Ashar 16:00-17:00 WIB, sekalian buka puasa bersama [gratis] di masjid An Nur Jagalan Cairo Malang.
Indahnya dan Nikmatnya Majelis Ilmu, apalagi di bulan Ramadhan..
Robbi Yassir Bilkhoiri Wa A’in..
Semoga semua ini bisa memberikan informasi, menjadi inspirasi dan sebagai motivasi.
@AbdullahHadrami
Betapa Damai di Rumah Allah